Ragam Cerita Tentang Curug Omas

     
    Perjalanan yang cukup panjang harus ditempuh ke Curug Omas, Lembang, Bandung Barat. Kurang lebih dua jam harus ditempuh untuk bisa sampai di pintu IV, Taman Ir. H. Juanda. Untuk sampai ke lokasi, pengunjung harus bisa menempuh jarak kurang lebih satu kilometer dengan cara berjalan kaki. Tapi tidak usah khawatir, bagi pengunjung yang merasa kelelahan, pengunjung bisa menggunakan jasa ojek.


   Wisata hutan raya terbesar di Jawa Barat ini diresmikan langsung oleh presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Di area taman wisata terdapat dua curug lainnya, yaitu Curug Lalay dan Curug Dago. Keduanya tida kalah menarik dengan Curug Omas. 

     Menurut salah satu pengelola, Irawan, 50, Curug Omas dibentuk dari aliran larna basalit yang membeku membentuk bertingkat setinggi kurang lebuh 30 meter. Sedangkan, air yang Ketika dialiri oleh air yang berasal dari mata air maupun air hujan, aliran tersebut membententuk sungai Ci Gulung dan air terjun yang indah. 

      Namun, tidak ada satu pun acuan yang dapat dijadikan sebagai asal muasal Curug Omas.  Namun kamus Sunda lama memaknai omas sebagai bilangan 400 dan sering dipergunakan untuk menyebut sesuatu yang berjumlah banyak. Bila jumlahnya lebih banyak, maka akan disebut domas.

     Kemungkinan nama Curug Omas dipergunakan karena rupa kawasan ini yang bila dilihat pada bagian Sungai Ci Gulung nampak memiliki banyak jeram yang berujung pada Curug Omas. Di sini pun banyak tingkatan-tingkatan curug sebelum akhirnya aliran Ci Gulung bergabung dengan Cikapundung di bawahnya. 

     Salah satu warga lembang yang bekerja sebagai penjaga warung di kawasan Curug Omas, Nurhayati (45), menuturkan bahwa di bawag air terjun terdapat gua yang sangat besar di dalamnya terdapat emas sebanyak 2 ton. 
”Akan tetapi di dalamnya ada perempuan yang menggunakan pakaian hijau menunggui emas tersebut,” tambahnya. 

    Di malam-malam tertentu akan perempuan tersebut akan keluar dan berubah menjadi ular besar. Jika ada manusia yang masuk dan mengambil emas tersebut, manusia tersebut akan mati. Dirinya menyakini sampai hari ini emas tersebut masih terjaga di sana.

   Cerita perempuan menunggu goa tersebut, ternyata senada dengan Saepudin, 56, dirinya menuturkan sebelum tahun 2000-an, dirinya seringkali melihat perempuan tersebut. 
”Perempuan tersebut memang sangat cantik. Dia naik ke puncak gunung, tapi saat itu ketika saya ikuti, saya hanya melihat ekor ular yang sangat besar,” tambahnya. 
    Akan tetapi, perempuan itu saat ini sulit ditemui kembali. Dirinya menyakini, perempuan itu adalah penunggu tempat ini. Ketika tempat ini kotor dan tidak terawat, perempuan itu kembali terlihat. Tapi, ketika tempat ini bersih, perempuan tersebut tidak pernah datang. 

       Saepudin menambahkan, ketika ditanya tentang asal muasal nama tempat ini, dirinya hanya bilang dulu tempat ini dihuni oleh burung yang bernama Kerak Omas. Akan tetapi, ketika dibangun tempat wisata burung-burung tersebut lenyap seketika. 

       Hingga sampai saat ini dirinya tidak pernah melihat kembali burung-burung yang dulunya sering bergelantungan di pohon.  ”Saya tidak tahu kemana perginya burung tersebut. mungkin telah menemukan hutan yang lebih asri,” ucap pria yang sudah 30 tahun berjualan di tempat tersebut. Wisata Curug Omas diakui jumlah wisatawan yang berkurang memang berkurang. Apalagi ketika di sungai tersebut terdapat sampai bekas makanan. 


Penulis : Nurdiani Latifah

1 Response to "Ragam Cerita Tentang Curug Omas"

PERHATIAN !
Terimakasih anda tidak berkomentar yang berunsur :

1. Sara/p**no
2. Pelecehan atau peninstaan terhadap ras dan agama
3. Link rusak
4. Spam

Bila ingin copy artikel mohon cantumkan link yang menghubungkan ke blog saya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...